Ekonomi syariah atau ekonomi Islam merupakan salah satu cabang ekonomi yang berbasis syariah (Islam). Anda tentu pernah mendengar beberapa istilah ekonomi Islam seperti perbankan syariah, pegadaian syariah, dan sebagainya.
Popularitas sistem ekonomi Islam di Indonesia tentu tidak terlepas dari karakternya yang menganut prinsip syariah berdasarkan Al-Quran. Artikel ini akan membahas lebih jauh terkait ekonomi Islam (syariah) dari segi karakteristiknya. Simak penjelasannya hingga tuntas, ya!
Inilah Karakteristik Penting dari Ekonomi Syariah
Ekonomi Islam memiliki karakteristik atau ciri tersendiri dibandingkan ekonomi konvensional. Beberapa diantaranya berprinsip pada aturan agama Islam dan Al-Quran, serta penekanan bahwa segala bentuk materi berasal dari Allah SWT. Berikut ini karakteristik dalam praktiknya:
-
Sistem Bagi Hasil
Karakteristik ekonomi Islam adalah menekankan pada nilai keadilan dalam kepemilikan. Salah satunya adalah penggunaan sistem bagi hasil yang dibagi secara adil oleh pihak-pihak yang terkait dalam transaksi ekonomi tersebut.
Beberapa contohnya adalah aktivitas ekonomi antara bank dan nasabah yang mana sistem bagi hasil keuntungan diberlakukan berdasarkan syariah Islam. Anda dapat memilih bank syariah untuk memenuhi karakteristik satu ini.
-
Gabungan Nilai Spiritual dan Material
Ekonomi Islam memiliki karakteristik menggabungkan antara nilai spiritual dan material agar manfaat yang didapatkan sesuai dengan ajaran Islam.
Para pelaku yang menjalani karakteristik ekonomi Islam harus membagikan kekayaan dan keuntungannya untuk infaq, zakat, dan shadaqah.
Inilah yang dinamakan gabungan nilai material dengan nilai spiritual. Di saat pelaku ekonomi mendapatkan material, tentu saat itu pula tidak lupa untuk memenuhi nilai spiritualnya dalam mempraktekkannya sesuai ajaran Islam.
-
Terikat Moral, Akidah, dan Syariah
Nilai keseimbangan yang penting dari karakteristik ekonomi syariah berikutnya adalah terikat dengan moral, akidah, dan syariah. Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan harus memenuhi nilai-nilai tersebut.
Tujuannya tentu agar keadilan dan keseimbangan menurut syariat Islam dapat terbentuk. Selain itu, keseimbangan ekonomi juga merupakan tujuan dari nilai moral, akidah, dan syariah ini.
-
Tidak Ada Praktik Riba
Karakteristik ekonomi Islam yang banyak diketahui masyarakat adalah tidak adanya praktik riba. Istilah riba mengacu pada bunga atau penambahan-penambahan bayaran oleh pihak tertentu kepada orang yang meminjam hartanya.
Menurut pandangan Islam, praktik riba hanya memberikan kerugian bagi satu pihak dan merusak keseimbangan ekonomi. Maka dari itu, praktik riba dihapuskan dari seluruh kegiatan ekonomi Islam.
-
Kebebasan sesuai Ajaran Islam
Para pelaku yang menjalani aktivitas ekonomi Islam tentu memiliki kebebasan dalam bertindak. Namun, kebebasan ini juga harus sesuai ajaran Islam, mulai dari hak dan kewajibannya. Kebebasan tersebut tentu harus bernilai positif sesuai ajaran Al-Quran.
Selain itu, kebebasan ekonomi ini wajib penuh tanggung jawab bagi pihak manapun yang melakukannya. Hal ini agar nilai-nilai keadilan tercapai dan meminimalisir kerugian untuk satu pihak saja.
-
Keseimbangan Jasmani dan Rohani
Karakteristik ekonomi berbasis syariah yang terakhir adalah keseimbangan jasmani dan rohani. Artinya, setiap aktivitas ekonomi Islam yang Anda lakukan harus memiliki keseimbangan positif, baik untuk jasmani maupun rohani (batin).
Tidak ada rasa dirugikan atau merugikan, dan tidak ada paksaan dalam transaksi ekonomi, menjadi nilai rohani yang idealnya harus tercapai. Jika rohani (batin) selalu berada pada kondisi positif, tentu berpengaruh bagi kondisi fisik Anda.
Setelah memahami karakteristik ekonomi syariah dengan baik, Anda dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam transaksi perbankan maupun transaksi keuangan lainnya.
Penting untuk Anda memahami karakteristik ini agar ekonomi berbasis syariah dapat terwujud dengan ideal sesuai ajaran Islam dan Al-Quran.